Monthly Archives: December 2007

Pengurus GP Zebaoth Bogor 2007-2012 ==> done!

dear all,

dear admin,
dear sis-bro/sir-mam,

Menyusul “adik-adiknya” di BPK Persekutuan Teruna dan BPK Pelayanan Anak, kini giliran BPK Gerakan Pemuda GPIB Zebaoth selesai mengadakan pemilihan pengurus.

Pemilihan :
Hari/tanggal : Sabtu, 29 Desember 2007
waktu : pukul 20.00 wib
tempat : gedung gereja GPIB Jemaat Zebaoth Bogor (bersamaan dengan perayaan Natal GP, tepatnya pada ‘varia natal’, karena satu dan lain alasan… -red)

Penghitungan :
Hari/tanggal : Sabtu, 30 Desember 2007
waktu : pukul 16.00 wib – selesai
tempat : gedung serbaguna 1 GPIB Jemaat Zebaoth Bogor

Hasil :
1- Ketua : Daniel Roh Dear Saragih
2- Wakil Ketua : Novi Natalia
3- Sekretaris : Ardiana Agustien
4- Sekretaris 1 : Sintha Anneke Kaunang
5- Bendahara : Suzana Hanna Latumahina

Tiga nama di bawah ini :
6- Frans Yudiantoro
7- Ester Losina Siloto
8- Ratna Kusumawidari Passoe

akan mengisi tiga posisi di bawah ini :
– Koordinator Bidang Iman, Ajaran, & Ibadah (IMAJI)
– Koordinaotr Bidang Pembinaan & Pendidikan (BINDIK)
– Koordinator Bidang Gereja & Masyarakat (GERMAS)

selambatnya hari Kamis pukul 12.00 wib, ketiga nama akan mengisi 3 posisi tersebut di atas…

Terlihat ‘damai’ saat pengurus terpilih dari PT (Yuliana Kambunancy Wola) dan PA (Oktavianus Sunarta) membantu menjadi penulis, saksi, dalam penghitungan suara yang masuk…

bagaimana dengan PKB?
bagaimana dengan PKFP?
bagaimana dengan PW?
bagaimana dengan PKLU?

target : 24 februari 2007 ==> peneguhan pengurus 7 BPK (di PPMJ Zebaoth Bogor, PKLU dan PKFP sudah masuk dalam BPK -red)

please wait sis-bro/sir-mam…
please pray
sis-bro/sir-mam

would you?
or

Oma Lompoliuw sudah punya kursi roda & kursi BAB

dear all,

dear admin,
dear sis-bro/sir-mam,

Atas budi baik, ketulusan, kejujuran dan kebaikan hati :
– seorang “kakak” dalam iman…
– seorang yang pinternya minta ampun…
– seorang yang kalau berbicara gak bosen dengernya…

kini Oma Lompoliuw (anggota PKLU Sektor 20 GPIB Zebaoth Bogor) sudah memiliki dua jenis kursi :
– kursi roda untuk Oma hadir di Natal Sektor 20 dan peribadahan lainnya
– kursi untuk B A B (Buang Air Besar)..

sang anak : Selviana Ketaren-Lompoliuw dan
sang mantu : Karmagia Ketaren

keduanya kini merasa tertolong karena ada alat bantu untuk Oma Lompoliuw..

untuk “kakak dalam iman”…
Selvi dan Karmagia mengucapkan terima kasih banyak…

foto2 dan bukti2 pengeluaran menyusul yaa..
sesuai permintaan “kakak”, saya “no-name” kan…

sukacita campur damai sejahtera membayangkan,
oma lompoliuw akan ikutan natalan sektor 20,
tanggal 10 januari mendatang,
or

Bila Tuhan Yesus berkenan..==> Oma Lompoliuw akan punya kursi roda…

dear all,

dear admin,
dear sis-bro/sir-mam,

Menyusul pemberitaan sebelum ini tentang Oma Lompoliuw (warga jemaat sektor 20, GPIB Jemaat Zebaoth Bogor)

Jika Tuhan Yesus berkenan…. Oma Lompoliuw.. akan memiliki KURSI RODA dalam waktu dekat… Sudah ada yang bersedia membelikan Oma Lompoliuw kursi roda…

Atas budi baik, ketulusan, kejujuran dan kebaikan hati :
– seorang “kakak” dalam iman…
– seorang yang pinternya minta ampun…
– seorang yang kalau berbicara gak bosen dengernya… (suerr… beneran…), pengen terus menerus denger malahan sampe baterenya habis… hehe…

coba tebak…

besok sore saya akan bertemu Oma Lompoliuw,
entah apa reaksi Oma Lompoliuw,
jika dengar berita sukacita ini,

terima kasih “kakak”-ku,
terima kasih banyak,
or

Yesus makan bareng dengan 12 anak jalanan ==> met natal yaa…

dear all,

dear admin,

dear sis-bro/sir-mam,

Minggu, 08.00 wib-selesai, tugas membaca warta jemaat, Ibadah Minggu GPIB Jemaat Zebaoth Bogor di Kapel Lawang Gintung.

Hadir :
– Seluruh warga yang menetapkan hadir untuk beribadah di kapel lawang gintung, dari kejauhan nampak (sekaligus nostalgia) : om situmorang dan tante melly lengkap dengan anak-anak, keluarga yan nari lengkap, keluarga2 lainnya (baru dan belum saya kenal, maklumlah…)
– Pdt. Emeritus. D.N. Manuhutu (Pelayan Firman)
– Pnt. Ferry Mailoa (PJ Ibadah)
– Pnt. Floren Tuanakotta (Liturgos)
– Dkn. Ivantua Sihombing (Persembahan)
– Pnt. Simon Tris Ardus (Penerima Tamu)
– Dkn. Nelly Losso
– Dkn. Margaritha Talarima
– Dkn. Handra Siloto
– Sendy Marlissa (Prokantor)
– Astrid Lekatompessy-Tuanakotta (Pemain Musik)
– Via (anak layan tanggung sektor 15 yang menyalakan 4 lilin, dibarengi nyanyian merdu keluar dari suara via..)
– dan seorang penatua lainnya (Warta Jemaat)

FYI, ibadah di kapel lawang gintung pukul 08.00 wib, adalah bagian tidak terpisahkan dari sejumlah peribadahan di GPIB Jemaat Zebaoth Bogor. Perlakuan peribadahan di luar gedung utama Zebaoth Bogor sama persis. Tidak ada beda sedikitpun kecuali memang tidak bisa lagi sama…

Sementara bersiap2, mata saya terpaku pada sebuah gambar di dinding ruang konsistori. Terbuat dari enam ubin, dan di ubin tersebut ada gambar (nampaknya dilukis tangan) : “Yesus makan bareng dengan 12 anak jalanan”, bagi yang bisa lihat attachment, silakan amati dengan seksama foto tersebut, sayangnya saya mengalami kesulitan mengambil “real frontal” terpaksa harus menyamping, tetapi kalau dipaksakan, bisa kok melihat detail…

Saat menghitung jumlah anak yang makan bareng, mata kami yang hadir terlewat menghitung seorang anak yang makan di kolong meja, awalnya kami pikir hanya 11 orang. Tetapi setelah diperhatikan dengan seksama, barulah kami sadar, ada seorang anak yang duduk makan di kolong meja, tidak bersama Yesus..

Bisa dibayangkan, percakapan berikutnya? Terkait Yudas… dan seterusnya… dan seterusnya… woakakaka… ‘tertawa sejenak sebelum bertugas’… Ada ada saja… Kami benar2 tertawa terkikik lho…

===================
Penggunaan Bersama
===================
Memasuki area Kapel Lawang Gintung, mata saya tertegun menyaksikan papan nama Kapel Lawang Gintung. Dulunya (dulu sekali) memang hanya untuk umat katholik di suatu kompleks angkatan darat ZENI. Kemudian pada jam-jam tertentu protestan masuk. Belum banyak, bisa dihitung jari. Sekarang beda, warga GPIB yang hadir kini penuh… Kalau dulu hanya dihadiri homogen oleh orang2 itu saja, kini sudah semakin beragam. Dengar-dengar bila ada “sebuah acara” di sini, gedung ini penuh sesak..

Kini Kapel Lawanggintung dilayani juga oleh beberapa gereja (GBI dan GKPI). See attachment… Kapel Lawanggintung punya kisah sendiri. Bersyukur pada Tuhan yang mengizinkan

Usai tugas, pikiran saya masih melekat pada foto Yesus makan bareng dengan 12 anak jalanan..

yesus-dan-12-anak-jalanan.jpg

Yesus datang tidak pilih-pilih…
kalau dulu gembala yang pertama tahu Yesus lahir,

Natal kali ini saya memahami satu hal, terdengar klise, memang.. Tetapi usai melihat FOTO di Kapel Lawanggintung… beda banget pemahaman saya tentang ‘kalimat klise’ di atas… Anak Jalanan pun ada di hati Yesus…

-atas nama pribadi
-atas nama keluarga besar rumpak-mairuhu
-atas nama kl. 1500 kk jemaat zebaoth bogor,

“SELAMAT NATAL 25 DESEMBER 2007
SELAMAT TAHUN BARU 01 JANUARI 2008”

or

Click on the thumbnails 

gedung-ibadah-kapel-lawang-gintung.jpg kapel-lawanggintung-tampak-dalam.jpg pendeta-d-n-manuhutu.jpg phmj-2007-2010-at-season-greeting.jpg proses-administrasi-usai-peribadahan.jpg saat-ibadah-1.jpg saat-ibadah-2.jpg suasana-sebelum-ibadah-dimulai.jpg

Pos satpam zebaoth bogor => ramah fungsi => mrk jg PKFP => parcel dr Pdt. Wairata

dear all,

dear admin,
dear sis-bro/sir-mam,Tidak semua warga jemaat Zebaoth Bogor melek komputer, apalagi internet. Kalo cuma HP sih, pabalatak lah, segambreng, di mana-mana…Ada satu kebiasaan unik warga jemaat zebaoth bogor, terutama aktifis yang wira-wiri jalan juanda 3 bogor, alamat zebaoth bogor. Kebiasaan unik itu adalah : menjadikan Pos Satpam menjadi “penitipan surat”.

Misal saya ingin mengirim surat kepada Thomas Laladonta. Maka saya cukup mengemas rapih surat, tertutup rapat, dan meminta izin untuk dipajang di kaca jendela pos satpam, menuliskan nama jelas Thomas Laladonta. Lalu saya sms Thomas Laladonta bahwa surat sudah di pos satpam. Itu berarti dianggap sudah sampe. Tergantung Thomas Laladonta mau ambil kapan terserah. Keamanannya dijamin…

Para warga jemaat gpib zebaoth bogor yang menjawab panggilan dan pengutusannya di Pemberdayaan Kelompok Fungsional Profesional (PKFP) bidang Keamanan Gereja siap membantu. Ingat, satpam juga anggota PKFP. Kepala Keamanan Zebaoth Bogor langsung seorang POLISI yang juga adalah warga jemaat bernama : Pa Maryono, murah senyum, bersahabat. Asik lah…

Warga zebaoth bogor sangat mencintai sistem “bersurat” seperti ini. Dan entahlah, sudah ribuan surat wira-wira di jendela kaca pos satpam ini. Propelu, surat penting, biasa, DU-DU, warjem, partitur, cd, usb, koper, payung, helm, tempat berteduh, tempat curhat bagi beberapa pasangan yang memang doyan nongkrong di depan atau sekitar pos, meeting point berabagai janji antara satu atau lebih orang, bahkan menjadi tempat penitipan anjing kecil, dan lain sebagainya… woakakaka… seru bukan?

Pokoknya, satpam zebaoth bogor, pada saat2 tertentu benar2 menolong warga jemaat zebaoth bogor… Acung Jempol!!!

Yang paling asik, “PKFP Keamanan Gereja” ini, yang dikawal POLISI BENERAN juga anggota zebaoth bogor, bernama Pak Maryono, benar2 ramah semua… Diajak ngobrol ok, diajak santai ok, diajak serius ok, yang doyan gapleh ngajak gapleh mereka juga ok, jago2 lagi… buset dah… benar2 ramah fungsi..

Sore ini, saat diundang memberi kata sambutan NATAL di salah satu sektor yang kebetulan mengadakannya di GSG 1 GPIB Jemaat Zebaoth Bogor, saya berkesempatan menengok Pos Satpam Ramah Fungsi ini…

Di beberapa sudut saya melihat ADA PARCEL. Selidik punya selidik, ternyata itu adalah PEMBERIAN KHUSUS PRIBADI langsung dari ‘sang leader’ Pdt. Cornelis Wairata (KMJ Zebaoth Bogor) pada semua satpam zebaoth bogor… Para satpam ini (boleh dibilang anggota PKFP juga), benar2 merasa diperhatikan oleh “sang leader”… Perhatikan foto di mana salah seorang satpam memegang parcel..

salut untuk ‘sang leader’ Pdt. Cornelis Wairata, yang murah senyum, tidak banyak bicara, tapi bertindak!

I love PKFP Keamanan Gereja,
dalam pemahaman saya (in my opinion),
mereka juga PKFP…
or

Orang ganteng Jacky Sanger full smile
orang-ganteng-jacky-sanger-full-smile.jpg
Pak Maryono, murah senyum
pa-maryono-murah-senyum.jpg
Hadiah dari Pdt. Wairata untuk satpam
hadiah-dari-pendeta-wairata-untuk-satpam.jpg

Tugu Kujang ‘milik’ sektor 20 & Oma Lompoliu

dear all,

dear admin,
dear sis-bro/sir-mam,

Sabtu, 21 Desember 2007, rumah keluarga Pnt. Louise Dabung, mengawali “visitasi dan persembahan kasih” ke warga jemaat dan mengunjungi lansia (salah satu kegiatan natal sektor 20 -red)

hadir :
– Pnt. Louise Dabung
– Pnt. Frederik Lopulalan
– Dkn. Ivantua Sihombing
– Dkn. Melvin Lopulalan
– Dkn. Handra Siloto (baca : handra silete)
– dan seorang penatua lainnya…

hadir pula meramaikan suasana sukacita pagi hari :
– becky lulu, yang sangat cantik, lucu, menggemaskan, putri sulung keluarga victor lulu & ike dabung
– ike lulu-dabung

Acara hari ini adalah : kunjungan dan persembahan kasih kepada beberapa warga jemaat dan anggota PKLU sektor 20 GPIB Zebaoth Bogor, ini adalah satu paket dengan Natal Sektor 20 yang akan digelar 10 Januari 2008 mendatang… Salah satu acaranya, ya ini…

Usai pengarahan oleh Ketua Panitia Natal Sektor 20 : Dkn. Handra Siloto (baca : handra silete – logat nias) semua presbiter berbagi tugas…

Saya bersama Dkn. Sophie Palilingan-Pattiasina mengunjungi :
– anggota PKLU : Ibu Anneke Rahman-Atihuta
– anggota PKLU : Bapak Sangkaeng
– anggota PKLU : Bapak J.C. Rumpak (rasa2 kenal gitu loch… hehe… pizzzzz…)
– anggota PKLU : Oma Lompoliuw

Setelah bagi tugas, sedemikian rupa saya kebagian tugas mendatangi Oma Lompoliuw..

Memasuki rumah Oma Lompoliuw, saya mencoba ‘sok akrab’ dengan Oma yang memang kelewat ramah ini di usia lanjutnya sekalipun. Seribu perasaan campur aduk. Sulit diurai dengan kata-kata. Hanya doa dalam hati mendaras deras…

Oma Lompoliuw membutuhkan kursi roda. Beliau ingin sekali ikut natalan sektor 20 tanggal 10 Januari 2008 nanti. Tetapi beliau tidak ingin merepotkan orang lain (karena tidak ada jalan lain memobilisasi Oma selain menggendong..)

Saya memberanikan diri mengetuk hati Sis-Bro/Sir-Mam sekalian yang membaca email ini, barangkali Sis-Bro/Sir-Mam memiliki KURSI RODA yang masih layak pakai tetapi sudah tidak terpakai, daripada menjadi ‘rongsok’ sudilah kiranya memberikan pada Oma Lompoliuw agar Oma bisa ikut natalan Sektor 20… Sabar ya Oma… torang cari dulu dang..

Si Oma ini punya mainan unik. Dua anjing mungil tidak ingin jauh2 dari Oma. Loncat2, pecicilan. Untung aja Oma Lompoliuw tidak tersinggung melihat “dua anjing pecicilan itu” loncat2…. Hehehe…

Keluar dari rumah Oma Lompoliuw saya menyusuri jalan, melangkah menuju lain tempat. Di satu sudut, saya terpaku melihat TUGU KUJANG mini. Beda dengan Tugu Kujang sungguhan yang tidak jauh dari Terminal Bis Baranangsiang Bogor, depan Giant, depan KFC. Tugu Kujang mini berdiri kokoh, bersih, seolah menjaga perumahan berderet panjang di mana salah satunya dihuni Oma Lompoliuw..

Untuk nemudahkan mengingat, setiap kali melihat tugu kujang (yang beneran, atau yang miniatur) saya berjanji dalam hati akan mengingat Oma Lompoliuw…

Karena tugu kujang mini ada di kawasan sektor 20, bolehlah, dengan tidak ke-GR-an berlebihan saya katakan : Tugu Kujang Miniatur Sektor 20, menjadi alat untuk mengingatkan janji iman saya, bahwa jika saya melihatnya, saya akan “tunduk”, mendoakan Oma Lompoliuw…

Mau kenalan dengan Oma Lompoliuw?
Mau lihat tugu kujang miniatur?

silakan…
silakan…
or

23-24-25-26 des 07 ==> dilanjut 30-31 des 07 & 01 jan 08

dear all,

dear admin,
dear sis-bro/sir-mam,

23-24-25-26 des 07 (minggu, senin, selasa, rabu) ==> dilanjut 30-31 des 07 & 01 jan 08 (minggu, senin, selasa)

kembali seluruh gereja (gpib & non gpib tentunya) hiruk pikuk..

nuansa natal semakin kencang berdenyut di mana-mana..

warta jemaat penuh dengan jadwal perayaan ‘menyongsong’ natal dan tahun baru…

berbagai lembaga/instansi, sektor pelayaanan, gereja tetangga, dan lain-lain, semua mengatur barisan, bergilir memakai gedung gereja..

berbagai paduan suara mulai mempercantik dan berbenah diri..

25 desember 2007 sudah di depan mata..
01 januari 2008 tinggal menghitung hari..

closer… closer…

semua menuntut mawas diri…
hindari lengah..

selamat berhiruk pikuk,
or

Fwd: Bacaan Tambahan => untuk minggu adven 4

meneruskan dari om naza..
milis jatim dan milis kaltim sudah dapat langsung,
yang gak bisa terima attachment : please note below,
semoga bermanfaat..

==== batas atas kiriman om naza di attachment ===

Blessed Is Anyone Who Takes No Offense at Me
Minggu adven 3
Isaiah 35:1-6,10
James 5:7-10
Matthew 11:2-11
 
Have you ever seen someone take offense at the Lord? I have. A certain lady who spent her time working for the Lord — visiting the sick and the bedridden, helping the elderly and the handicapped — was diagnosed of a knee problem needing surgery. The surgery was not a success and so left her in constant pain and unable to walk. It seemed the Lord had ignored the prayers of this woman and her friends for a successful surgery. This was a woman who considered herself a personal friend of Jesus. And was she disappointed? Her otherwise cheerful disposition turned into sadness and gloom. One day she pulled herself together and shared with her confessor what was going on in her soul. The confessor suggested that she go into prayer and ask her friend Jesus why he has treated her this way. And she did. The following day the priest met her and saw peace written all over her face in spite of her pain. “Do you know what he said to me?” she began. “As I was looking at the crucified Jesus and telling him about my bad knee, he said to me, ‘Mine is worse.’”
“And blessed is anyone who takes no offense at me.” (Matt 11:6)
Does John the Baptist in today’s gospel find himself in a similar situation? John has spent all his life in the Judean desert in anticipation of the Messiah who was to come. He has prepared the way for the Messiah by calling the people to a baptism of repentance. Now he is languishing in prison because he denounced the sins of Herod Antipas. In the meantime Jesus begins his public work as the Messiah. He doesn’t go to visit John in prison or send him a word of encouragement. John hears that he is performing miracles. Why doesn’t he use his miraculous powers to set John free and vindicate him? Doesn’t prophecy say that one of the signs of the Messiah is that he will set prisoners free? Naturally John would expect to be one of the first beneficiaries. After all, it was he who baptized Jesus in the first place. Some reciprocal benevolence would certainly be in order. So John sends messengers to Jesus to remind him. Jesus’ message back to John was, “Yes I am indeed the Messiah. But please do not take offence at me if all your expectations are not met.” Blessed is anyone who takes no offense at me.
What is going on here? Wrong expectations. Popular theology in biblical times held that prosperity was a sign that God was with someone and adversity a sign that God was not with them. The author of Job questioned this theology by telling the story of Job who was a man of God and yet met with adversity. But that theology has survived and is still with us today in spite of the teachings and personal example of Jesus.
In Jesus we see that the sure signs of God’s presence are not primarily material but spiritual. It is true that in the ministry of Jesus “the blind receive their sight, the lame walk, the lepers are cleansed, the deaf hear, the dead are raised” (Matt 11:5), yet these miracles can be seen as “signs” of an inner spiritual blessing. What does it profit a person ultimately to receive the use of physical eyes and feet if they continue to be spiritually blind and lame? No. The vital signs of God’s presence are spiritual — spiritual enlightenment (blind see, deaf hear) and empowerment (lame walk, dead raised). Of course these have inevitable salutary effects on the physical order, but these are secondary.
Once there was a blind man who became a preacher. He drew crowds to his preaching because, even though he was still physically blind, he would often begin his preaching by declaring, “I was blind but now I see.”
In advent we are like John waiting for the coming of the Lord. What are our expectations? Today’s gospel reminds us that we need to entertain expectations that are in accordance with the Lord’s priorities. Without discounting the physical and the material we are reminded that the primary domain of God’s saving work among us is the spiritual. Ultimately this has saving effects on the material and social order, but God’s salvation is primarily spiritual.
 
Y   E   S   A   Y   A     6 0  :  1 –  5
(Beberapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)
 
1. Pengantar: “Trito-Yesaya”
          Kitab Trito-Yesaya terdiri dari Yes. 56-66. Sejarah terjadinya sangat sulit ditentukan. Nama        Trito-Yesaya dapat menimbulkan salah pengertian bahwa Kitab ini berasal dari satu orang      saja. Sebenarnya Kitab Trito-Yesaya berasal dari berbagai tangan dan berbagai zaman. Yang     pasti ialah, bahwa intisari Kitab ini, yaitu Yes. 60-62 dikarang oleh nabi Trito-Yesaya, yang      hidup setelah pembuangan di Yehuda. Sekitar inti ini ditempatkan beberapa berita dan nubuat      lain dari berbagai tangan dan berbagai zaman. Dari Yes 56:7 misalnya, kita memperoleh      kesan bahwa (bertentangan dengan Yes 60:13) Bait Suci di Yerusalem dibangun kembali.      Sejarah terjadinya Kitab Trito-Yesaya dapat diperbandingkan dengan tumbuhnya sebuah      taruk: pusatnya (Yes 60-62) diperbesar dengan beberapa lapisan yang lain, yang tumbuh      sekitarnya [kutipan dari A.Th. Kramer, Singa Telah Mengaum (Jakarta: BPK-GM, 1996), hlm. 90f.].
 
     Informasi: Chapter 56 launches us into the . . . final part of Isaiah’s vision. It relates to the  period following the arrival of the first returnees from Babylon. Isaiah saw the time   in prophetic vision . . .  It was a time of high expectations and immense difficulties                        [ . . . ]. But the most serious problems arose from the fact that this small community lived ‘between the times’ [= masa antara; bnd. masa adventus], so to speak. . . .   The community lived in the tension between the ‘now’ and the ‘not yet’. They had
                       the beginnings of what God had promised but not the fullness of it. It was a time in many respects like our own, between the first and second comings of Christ. The Kingdom of God has come, but is yet to come. It is an exciting time but also a difficult one, when (as Paul puts it) ‘we ourselves, who have the firstfruits of the Spirit, groan inwardly as we await eagerly for . . . the redemption of our bodies’ [Rm 8:23] [kutipan dari Barry Webb, The Message of Isaiah (Leicester, England: IVP, 1996), p. 219].
 
2. Rancangan/Garis Besar Khotbah
      Topic: God’s Blessing of His People
      TEXT: Isa. 60:1-6
(1)     Comes in the fullness of time.
(2)     Brings obligation to reflect God’s glory.
(3)     Is rewarded with astounding influence.
      [kutipan dari James W. Cox (ed.), The Minister’s Manual 2005 (San Francisco: Jossey-Bass, 2004), p. 159].
 
3. Eksposisi
     Kesuraman dan kekelaman yang melatarbelakangi Yes 59 kini telah berlalu. Kalau      pun sisa-sisanya masih ada (60:2,12), itu sudah jauh dan tak berperan lagi. Kini      “terang” tiba. Si penulis mestinya telah berulang kali menyaksikan terbitnya sang      surya di Yerusalem. Mula-mula muncul dari timur, melewati Bukit Zaitun, lalu      melewati dan menyinari kota Yerusalem dan dengan itu mengusir kekelaman dari      setiap ruang dan cela yang ada dibawahnya. Hingga kini para turis tetap menikmati      pemandangan indah ini ketika mengunjungi Yerusalem [Sumber: Webb, op. cit., p. 231].
     Informasi   :  Its relation to [chapter] 49 discloses the main theme which is the coming of the nations to Zion, the centre of revelation (light-glory-name) (1-3); bringing                            back the Jews of the dispersion (4, 9); offering their wealth (5b-7); building the                            walls and beautifying the Temple (10-14). The result is glory and prosperity for Zion [kutipan dari Peake’s Commentary on the Bible (London Thomas Nelson: 1972), p. 532].
     3.1. Ayat 3: Bagaimanakah Israel menjadi “cahaya” bagi bangsa-bangsa?
                           Dengan gambaran bagaikan sang surya yang muncul dan menyinari Bukit Sion, begitulah juga kemuliaan Allah ketika Ia mendatangi umatNya. Lalu mereka yang masih berada dalam “lembah kekelaman” akan ikut menikmati “cahaya”                            itu melalui [bnd. refleksi] umatNya [bnd. pernyataan Yesus dalam Mat 5:14; juga bnd. Yes 58:8,10].
     3.2. Ayat 4: Mengapa anak-anak Israel “datang dari jauh”?
                           Dengan diduduki dan dihancurkannya Yerusalem, umat Israel hidup dalam  pembuangan dan terserak-serak di berbagai tempat. Di sini Yesaya membayangkan kesukacitaan anak-anak laki-laki dan perempuan, ketika mereka kelak                            kembali ke Yerusalem dari tempat/negeri pembuangan.
     3.3. Ayat 5: Bagaimanakah “kelimpahan” dan “kekayaan” itu datang bersama?
                           Mereka yang kembali dari pembuangan membawa serta banyak pemberian  berharga (Ezr 1:6-7; 7:15-22). Kelimpahan dan kekayaan tsb. menunjukkan cara Tuhan yang mengherankan dalam memperlengkapi dan menopang umatNya                            dalam rangka kepulangan mereka ke Yerusalem. Termasuk dalam kelimpahan  dan kekayaan tsb. adalah yang bersifat spiritual. Dan ini sekaligus mencerminkan pulihnya kembali hubungan yang benar antara Allah dan umatNya.         [Sumber bacaan utama untuk 3.1-3: Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 1069].
 
4.  Excursus: “Israel sebagai Paradigma Allah”
           Pemilihan istilah “paradigma” membutuhkan penjelasan dan alasan. Paradigma berarti       sesuatu yang dipergunakan sebagai contoh untuk kasus-kasus lain di mana ada satu prinsip       dasar yang tidak berubah, meskipun rinciannya berbeda-beda. [ . . . ]            Masyarakat Israel harus dilihat sebagai sesuatu yang bersifat paradigmatis. “Paradigma”        adalah kategori yang bermanfaat bagi pemahaman dan penerapan etis seluruh Perjanjian        Lama. Dengan melihat kehidupan sosial, lembaga-lembaga dan hukum-hukum Israel secara        demikian, kita dapat menghindarkan dua bahaya. Pada satu pihak, itu berarti kita tidak meniru masyarakat Israel secara harfiah. Kita tidak        dapat memberlakukan hukum-hukum sosial masyarakat kuno dalam dunia modern. [ . . . ]            Pada pihak lain, sistem sosial Israel tidak dapat diabaikan dengan menganggapnya hanya        relevan bagi Israel yang historis dan sama sekali tidak dapat dikenakan pada gereja Kristen       atau umat manusia pada umumnya. Kalau Israel dimaksudkan menjadi “terang/cahaya” bagi        bangsa-bangsa [bnd. Yes 49:6; 60:1), maka terang itu harus dibiarkan bersinar. [Penelitian        yang mendalam membuka mata kita] bagaimana aspek-aspek yang berbeda dari kehidupan       sosial Israel dapat berlaku sebagai kritik dan koreksi bagi asek-aspek yang serupa dari za-      man kita. Pendekatan paradigmatis ini membuat Perujanjian Lama paling bermanfaat sebagai       sumber bagi etika sosial Kristen.
           [ . . . ] Tentu saja bentuk dan ciri-ciri itu bukanlah paradigma satu-satunya bagi etika       sosial. Orang Kristen melihat paradigma itu maupun segi-segi Perjanjian Lama lainnya dalam       terang zaman baru dan kerajaan Allah yang dimulai oleh Kristus. [Orang Kristen] menempat-
      kan paradigma sosial Perjanjian Lama berdampingan dengan paradigma kehidupan sosial       jemaat Kristen mula-mula maupun ajaran Yesus dan para rasul tentang kehidupam sosial.       Hanya dengan demikian ia mulai merumuskan suatu etika sosial Alkitab yang menyeluruh       [kutipan dari Christopher Wright, Hidup sebagai Umat Allah, terj. (Jakarta: BPK-GM, 1995), hlm. 42ff.].
– – – NR – – –

nazarius rumpak <ranteballa@yahoo.com> wrote:Dear All:

Kedua “attachments” di bawah ini
berisi BAHAN BACAAN TAMBAHAN,
masing-masing mengenai:

[1] Yesaya 7, sesuai dengan jadwal
bacaan Alkitab dalam SBU, Senin
(pagi), 24/12-2007

dan

[2] Yesaya 40, IDEM, Senin (malam),
24/12-2007 (Maaf, hanya mengenai
penggalan/perikop awal saja).

Semoga bermanfaat dan membangun
dengan “ketulusan dan kejujuran”.
Selamat melayani/berkhotbah.
Selamat menyambut Masa Raya Natal
2007. Gbu all!

Wassalam,
NR

Fwd: [pkr2007] TAHUN 2040 – 2000 PULAU TENGGELAM (fwd)

kiriman dari miils pkr 2007..
entah sudah terima atau belum

kalau sudah pernah terima, delete saja..
kalau belum selamat membaca.. ini bisa dijadikan IDE penyampaian renungan di kelas2 tertentu (sektor, kategori, dll.. dll..)

mungkin ini cocok diteruskan ke komisi lingkungan hidup di jemaat..

or

elita eli <elyta_19@yahoo.com> wrote:

To: NGPKB <naposobulung_gpkb@yahoogroups.com>,
Meityas <support@activetrain.net>,
Echon` echon <echon@mri-research-ind.com>,
Barlev Nico <barlevnico@yahoo.com>,
Betty Pupple <dear_mizzpurple@yahoo.com.sg>,
Nona Belle <nonabelle_9@yahoo.com>, PKR <pkr2007@yahoogroups.com>
From: elita eli <elyta_19@yahoo.com>
Date: Wed, 12 Dec 2007 02:51:57 +0000 (GMT)
Subject: [pkr2007] TAHUN 2040 – 2000 PULAU TENGGELAM (fwd)

Email dari tetanggga
eva sihombing <meysihombing@yahoo.com> wrote:

Note: forwarded message attached.


Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.

To: <gkp@yahoogroups.com>,
<getlife_online@yahoogroups.com>,
<Chicken-Soup@yahoogroups.com>
From: “indri” <indri_indolog@telkom.net>
Date: Mon, 10 Dec 2007 12:15:42 +0700
Subject: [getlife_online] TAHUN 2040 – 2000 PULAU TENGGELAM (fwd)

Dari milis tetangga

Tahun 2040 : 2000 pulau tenggelam

Mungkin Anda menduga, udara yang akhir-akhir ini makin panas, bukanlah
suatu masalah yang perlu kita risaukan.

“Mana mungkin sih tindakan satu-dua makhluk hidup di jagat semesta bisa
mengganggu kondisi planet bumi yang mahabesar ini?” barangkali
begitulah
Anda berpikir.

Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC)
mempublikasikan hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Isinya
sangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi
peningkatan suhu merata di seluruh
bagian bumi, antara 0,15 – 0,3o C. Jika peningkatan suhu itu terus
berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang)
lapisan es
di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Dan jika bumi masih terus
memanas,
pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga kelaparan
pun
akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang
berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu.
Rumah-rumah di
pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas,
sehingga
akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula
nyawa
manusia.

Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi. Sepanjang tahun 1980-2002,
suhu
minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat 0,17o C per tahun.
Sementara, Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87 o C
per
tahun. Tanda yang kasat mata adalah menghilangnya salju yang dulu
menyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia, yaitu Gunung
Jayawijaya di Papua.

Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan
Pesisir
dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan.
Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm.
Jika
suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050
daerah-daerah
di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi
(seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam
semuanya.

Dengan adanya gejala ini, sebagai warga negara kepulauan, sudah
seharusnya
kita khawatir. Pasalnya, pemanasan global mengancam kedaulatan negara.
Es
yang meleleh di kutub-kutub mengalir ke laut lepas dan menyebabkan
permukaan laut bumi – termasuk laut di seputar Indonesia – terus
meningkat.
Pulau-pulau kecil terluar kita bisa lenyap dari peta bumi, sehingga
garis
kedaulatan negara bisa menyusut. Dan diperkirakan dalam 30 tahun
mendatang
sekitar 2000 pulau di Indonesia akan tenggelam. Bukan hanya itu, jutaan
orang yang tinggal di pesisir pulau kecil pun akan kehilangan tempat
tinggal. Begitu pula asset-asset usaha wisata pantai.

Peneliti senior dari Center for International Forestry Research
(CIFOR),
menjelaskan, pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi
gelombang panjang matahari (disebut juga gelombang panas / inframerah)
yang
dipancarkan bumi oleh gas-gas rumah kaca (efek rumah kaca adalah
istilah
untuk panas yang terperangkap di dalam atmosfer bumi dan tidak bisa
menyebar). Gas-gas ini secara alami terdapat di udara (atmosfer).
Penipisan
lapisan ozon juga memperpanas suhu bumi. Karena, makin tipis
lapisan-lapisan teratas atmosfer, makin leluasa radiasi gelombang
pendek
matahari (termasuk ultraviolet) memasuki bumi. Pada gilirannya,
radiasi
gelombang pendek ini juga berubah menjadi gelombang panas, sehingga
kian
meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca tadi.

Karbondioksida (CO2) adalah gas terbanyak (75%)
penyumbang emisi gas rumah kaca. Setiap kali kita menggunakan bahan
bakar
fosil (minyak, bensin, gas alam, batubara) untuk keperluan rumah
tangga,
mobil, pabrik, ataupun membakar hutan, otomatis kita melepaskan CO2 ke
udara. Gas lain yang juga masuk peringkat atas adalah metan (CH4,18%),
ozone (O3,12%), dan clorofluorocarbon (CFC,14%). Gas metan banyak
dihasilkan dari proses pembusukan materi organic seperti yang banyak
terjadi di peternakan sapi. Gas metan juga dihasilkan dari penggunaan
BBM
untuk kendaraan. Sementara itu, emisi gas CFC banyak timbul dari sistem
kerja kulkas dan AC model lama. Bersama gas-gas lain, uap air ikut
meningkatkan suhu rumah kaca.

Gejala sangat kentara dari pemanasan global adalah berubahnya iklim.
Contohnya, hujan deras masih sering datang, meski kini kita sudah
memasuki
bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau. Menurut perkiraan,
dalam 30 tahun terakhir, pergantian musim kemarau ke musim hujan terus
bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan dari normal.
Banyak
orang menganggap, banjir besar bulan Februari lalu yang merendam lebih
dari
separuh DKI Jakarta adalah akibat dari pemanasan global saja. Padahal
35%
rusaknya hutan kota dan hutan di Puncak adalah penyebab makin panasnya
udara Jakarta. Itu sebabnya, kerusakan hutan di Indonesia bukan hanya
menjadi masalah warga Indonesia , melainkan juga warga dunia. Direktur
Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), mengatakan,
Indonesia
pantas malu karena telah menjadi Negara terbesar ke-3 di dunia sebagai
penyumbang gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan pembakaran lahan
gambut
(yang diubah menjadi permukiman atau hutan industri). Jika kita tidak
bisa
menyelamatkan mulai dari sekarang, 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan
habis, 10 tahun lagi hutan Kalimantan yang habis, 15 tahun lagi hutan
di
seluruh Indonesia tak tersisa. Di saat itu, anak-anak kita tak lagi
bisa
menghirup udara bersih.

Jika kita tidak secepatnya berhenti boros energi, bumi akan sepanas
planet
Mars. Tak akan ada satupun makhluk hidup yang bisa bertahan, termasuk
anak-anak kita nanti.

Cara-cara praktis dan sederhana ‘mendinginkan’ bumi :

1. Matikan listrik.
(jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan
standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak.
Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN
menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).

2. Ganti bohlam lampu ke jenis CFL, sesuai daya listrik.
Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).

3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).

4. Jika terpaksa memakai AC….
Tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya,
sekitar 21-24o C).

5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).

6. Alihkan panas limbah mesin AC
untuk mengoperasikan water-heater.

7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.

8. Jemur pakaian di luar.
Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer)
yang
banyak mengeluarkan emisi karbon.

9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).

10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).

11. Say no to plastic.
Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar.
Atau
Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.

12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka
turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.

,_.___
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart
Sign up today!
Be a career mentor
for undergrads.
Cat Fanatics
on Yahoo! Groups
Find people who are
crazy about cats.
Wellness Spot
on Yahoo! Groups
A resource for living
the Curves lifestyle..

Homework (pekerjaan rumah) dari Pendeta Wairata..

dear all,

dear admin,
dear sis-bro/sir-mam,

Selasa, 10 Des 2007, 10.00-12.00-an, Gedung Serbaguna 2 GPIB Jemaat Zebaoth Bogor, Perayaan Menyongsong Natal PKLU 2007.

Hadir :
1- Pdt. C. Wairata
2- Pnt. M. Rohi
3- Pnt. F. Mailoa
4- Dkn. Margaritha Talarima
5- Dkn. A.E. Waruwu
6- Kira2 65-an oma/opa, om/tante
7- Para pengantar butir 6 di atas
8. Beberapa cucu butir 6 di atas
9. seorang penatua lainnya…

Menyusul Natal PW (hadir 350-an orang), Natal PA (hadir 550-an orang), kali ini giliran Natal PKLU GPIB Jemaat Zebaoth Bogor digelar (kira-kira 70-an orang). Benar2 pengalaman unik tersendiri berada bersama Kaum Lanjut Usia berusia MULIA ini. Begitu banyak hikmah bisa diambil saat hadir di Natal PKLU ini. Bukan hanya dari kotbah pendeta wairata saja, tetapi saat melihat dan berada di tengah ‘om/tante’ dan/atau ‘oma/opa’ tersebut begitu sarat makna. Semisal :

– seorang Oma berjuang keras mengikuti ibadah natal yang masih dominan “duduk-berdiri berulang”, saya perhatikan dengan seksama saat Oma tersebut hendak berdiri, betapa sulitnya, juga saat hendak duduk… PELAJARAN : mumpung Tuhan kasih kemampuan duduk berdiri dengan lancar, berkiprahlah di gereja, jangan tunda

– seorang Oma berkebaya, kemayu, sanggulan, langsing, cantik, bernama Oma Ros, maju ke depan menyanyi solo, gileeeeeeeeeeee….. keren abis coy… PELAJARAN : menyanyi sangat universal, tidak pandang usia, suku, dan pertulangan kaki. Penuhilah bumi dengan nyanyian, agar tidak sepi…

– seorang Opa tersipu malu saat dijejerkan dengan Oma karena diminta ke depan merayakan HUT Desember-an, wajahnya semu.. merah padam… hehe… PELAJARAN : malu-malu kucing berlaku di semua usia..

– nampak di suatu jejeran sekumpulan tante yang dulu sering dan hingga kini saya sapa bila jumpa (tante lohi, ibu pahroji, ibu usmanij, ibu siregar, oma bece-gang menteng, tante titi-bantar kemang), mereka berjuang di lini masing2 20-30 tahun mundur, kini mereka seolah menikmati sekali masa tuanya… senyum mereka mengembang saat saya sapa dari mimbar di ‘spatah 2 kata’..

– ada suasana seperti di bawah ini yang saya temukan, entah apa namanya… saya menyebutnya ini “sindroma kebalikan”

====================
SINDROMA KEBALIKAN
====================
jika kita jumpa dengan teman sebaya, lalu entah dari sudut mana kita melihat dia SEOLAH sudah tua, maka sering kita berkelakar, “waduh udah lansia lu yaa..”, di sini seolah lansia menjadi sesuatu yang kurang begitu disukai…

dan orang yang dijuluki lansia, pasti mikir panjang, pulang ke rumah biasanya ngaca… memperhatikan kerut2 wajah, rambut, dlsb.. dlsb.. (walau sebenarnya ada resep untuk menahan laju tua tersebut, i mean it, cuma rada mahal emang… -red)

saat ada di PKLU, suasana kebalik 180 derajat, paling tidak itu yang saya dapat, hehe…

jika ada satu nama yang menurut DATABASE zebaoth sudah lansia, maka otomatis akan masuk di warta PKLU, dan pada acara kebersamaan2 seperti ini dipanggil-lah yang bersangkutan, sebelumnya tentu ybs sudah dihubungi, namun walau sudah dihubungi, di telepon jawab iya, tapi faktanya tidak hadir.. hal ini juga terjadi.. jadi, kalau dipanggil namanya, orang bersangkutan tidak ada..

nah di PKLU , usia muda menjadi bahan tertawaan..

misal : “Opa Dono! Berdiri… ” bila Opa Dono hadir, dia berdiri, bila tidak hadir maka dengan gaya meledek, orang2 yang hadir (oma opa) akan berkata : “alaahhhh masih muda dia…” dengan nada mencibir, woakakaka… seru bukan? benar2 sebuah OPOSIT

===================
PR dari Pendeta Wairta..
===================
Kepada oma-opa, pendeta wairata mengimbau agar meminta cucu (bukan anak, karena kalo anak kebanyakan sudah mandiri, terpola, bawel, keras kepala) agar cucunya diajarkan BERDOA, diajarkan membaca ALKITAB.. agar tidak takut berdoa, agar hafal semua nama kitab, hafal semua cerita2 alkitab, hafal di mana letak sebuah kitab, PL atau PB..

Pendeta wairata punya dasar : dari pengatamannya sudah ‘banyak’ angkatan muda yang jarang baca alkitab dan jarang berdoa (saya mencoba memahami, ini pasti terpantau, karena pendeta wairata adalah bagian dari Tim Pengajar Katekisasi Zebaoth Bogor)

Homework (pekerjaan rumah) dari pendeta wairata sederhana, tapi dalem. Terlihat oma opa terdiam… merenung… Ada yang manggut2, ada yang cuek, ada yang serius, ada yang tidak dengar terbukti dia cengengesan saat matanya bertatap dengan mata saya..

entah dunia apa yang ada di benak oma opa,
sebuah dunia renta, tetapi dari wajah mereka,
ada semangat tidak renta,

semangat silam dari oma/tante, semangat silam dari opa/om, yang tidak akan bisa ditukar dengan apapun di dunia ini, hanya bisa ditularkan, pada kami yang belum renta..

penasaran ingin melihat : Ibu Ros… nah silakan deh perhatikan attachment…

btw oma opa, kita bakal sering ketemu nih…
PKLU resmi masuk BPK di GPIB Jemaat Zebaoth Bogor..
begitu ujar PPMJ Zebaoth,
or

ibu-ros.jpg pdt-wairata.jpg pklu-1.jpg pklu-2.jpg pklu-3.jpg pklu-4.jpg